BANDUNG, JURNAL7.COM — Asian Games 2018 telah usai dan menempatkan Indonesia pada peringkat keempat perolehan medali. Cabang olahraga panahan hadir sebagai salah satu protagonis karena berhasil meraih medali perak dan perunggu. Tradisi juara panahan sebenarnya telah berlangsung sejak tahun 1994, tepatnya ketika Sang Merah Putih berkibar di podium Asian Games di Hiroshima.
Ketika itu Rusena Gelanteh dan kedua rekannya yakni Dahliana dan Purnama Pandiangan berhasil meraih medali perak untuk nomor recurve. Rusena yang kini merupakan salah satu pejabat bank bjb di Kantor Cabang Pembantu Gunung Batu merupakan atlet terbaik panahan Indonesia ketika itu.
Dua tahun sebelum gelaran Asian Games 1994, wanita yang menghabiskan masa kecilnya di Kota Bandung tersebut telah lebih dulu mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992. Selama menjadi atlet professional dari tahun 1989 hingga 2003, Rusena selalu dinobatkan sebagai pilihan utama Jawa Barat dan Indonesia di berbagai turnamen, baik di level nasional maupun internasional.
Di dalam negeri, Rusena bersama tim panahan Jabar tidak tersentuh dari pucuk prestasi nasional. Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2000 di Surabaya jadi bukti dominasi Jabar. Ketika itu Rusena berhasil membawa pulang empat medali emas ke Tanah Pasundan.
“Berhasil meraih medali untuk Indonesia memang membanggakan. Namun aku selalu mengingat momen ketika kami bisa mengalahkan tim panahan Korea. Ketika itu Korea merupakan salah satu negara terbaik untuk cabang panahan,” ujar Rusena beberapa waktu lalu.
Namun Rusena mengaku sempat berada di titik paling rendah sebagai atlet. Perasaan tersebut hadir ketika Rusena terpilih mewakili Indonesia di Sea Games 1993 di Singapura. Rusena merasa dirinya tidak siap membela Indonesia karena belum matangnya latihan.
“Semalam sebelum pertandingan, aku menangis dan tidak bisa tidur. Alasannya karena merasa persiapan belum matang tapi nama Indonesia ada dibelakangku. Membawa nama Indonesia sangat berarti bagiku tapi juga berat. Namun besyukur aku berhasil meraih medali perunggu,” kenang Rusena.
Aspek konsentrasi dan fokus yang selalu dilatih saat menembak busur panah menjadi modal mental saat menjalankan peran sebagai bankir sejak tahun 1993. Di awal karirnya sebagai bankir, Rusena ditempatkan di Cabang Utama Bandung selama 15 tahun.
Setelah itu Rusena dimutasi ke bagian akuntansi di Kantor Pusat dan empat tahun berselang dipindahkan ke unit bisnis di Cabang Pembantu Cibereum. Tahun 2015, Rusena ditunjuk sebagai Pemimpin Cabang Gunung Batu hingga kini.
Tepat pada tanggal 17 Agustus 2018 lalu, Rusena menerima penghargaan Legacy Award dari bank bjb karena telah mengabdi selama 25 tahun. Pengabdiannya untuk bank bjb tinggal menyisakan waktu empat tahun masa kerja lagi.
“Setelah pensiun mungkin aku akan kembali ke dunia panah. Aku sangat mencintai dunia ini. Saat melihat tim panah Indonesia bertanding di Asian Games, rasanya ingin kembali dan gemas. Selama Jabar dan Indonesia masih membutuhkanku, maka tidak ada alasan untuk berhenti. ,” tutup Rusena. ***
Komentar