Jurnal7, Lingkungan Hidup
Ketua Jurnalis Peduli Citarum Harum (JPCH) , Setio SHm MH bersama awak media, sambangi Sektor 3 yang meliputi wilayah Kecamatan Pacet dan Kertasaei Kabupaten Bandung, Jumat (30/3/2018).
Setio didampingi Dansektor 3 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf. Asep Nurdin langsung memantau lahan kritis di wilayah tersebut.
Tio menegaskan lahan kritis yang berlokasi di Desa Cikawao , jika dikelola optimal dipastikan akan berkontribusi positif untuk masyarakat sekitar.
Bukan waktunya lagi untuk saling menyalahkan, kata Tio , kini masyarakat yang terlanjur merusak lahan harus sadar akan bahaya yang ditimbulkannya.
Sekarang waktunya kerjasama dan kerja keras untuk membenahi lahan kritis atau gundul dan segera tindak tegas oknum-oknum baik dari pemerintahan atau rakyat yang bersalah, imbuhnya.
Tio sangat mengapresiasi peran jurnalis untuk terus mengawasi, mengamati dan memviralkan adanya penggundulan hutan, dan angkat sisi positif jika Dansektor, perhutani dan elemen masyarakat bertindak menghijaukan kembali lahan-lahan kritis.
Lahan krisis di Sektor 3 penyebabnya adalah pola garap tanah masyarakat petani yang menebangi pohon-pohon keras, ungkap Kol.Inf. Asep Nurdin.
Pohon-pohon keras ditebangi dan lahannya digunakan menjadi lahan sayuran , sehingga mengakibatkan longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Bandung.
Lahan kritis di Sektor 3 mencapai 100 Hektar dari 263 hektar lahan yang ada, sehingga perlu ditanam kembali sebanyak 250 ribu bibit pohon, yang penanamannya akan dikawal langsung TNI, tandas Asep Nurdin.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Cikawao Amaludin , menegaskan jika warga desanya sangat antusias dengan program Citarum Harum, dan bergiat membantu Anggota TNI yang berada di Kaki Gunung Rakutak membersihkan sampah di sungai.
Kepala Desa Cikawao memaparkan , adanya penebangan pohon sporadis yang dilakukan para petani sayur dimana perbuatan tersebut terkesan dibiarkan oleh pihak Perhutani.
Amaludin menduga ada oknum yang melakukan pungutan liar ratusan juta rupiah, “dari ratusan petani yang ada di desa kami diduga mengalir 80 jutaan dana setoran per musim tanam”, ungkapnya
Kalkulasikan jika setahun 3 kali saja panen maka jumlah uang yang disetorkan mencapai 200an juta lebih setiap tahunnya, urai Kepala desa,
Amaludin berharap , oknum Perhutani yang bermain memanfaatkan situasi, tapi mereka lupa terhadap kerusakan yang timbul akibat pembukaan lahan dengan cara menebang pohon yang membahayakan,harus ditindak secara hukum, pungkasnya.
Dee
Komentar