oleh

Bahasa Daerah Harus Sanggup Hadapi Tantangan

Update, Bandung

Kongres Bahasa Daerah Nusantara (KBDN)  yang berlangsung di Gedung Merdeka Bandung, diharapkan dapat mengukir sejarah dalam konteks pelestarian bahasa daerah sebagai kekayaan Bangsa Indonesia, ungkap Muhadjir Effendi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang disampaikan oleh Dadang Sunendar, Selasa (2/8/2016).

Indonesia adalah laboratorium bahasa di dunia karena memiliki banyak bahasa daerah, dari Sabang sampai Merauke tersebar lebih dari 600 bahasa daerah.

Namun karena masing-masing daerah menjalani sejarah dan perjalanan yang berbeda maka bahasa-bahasa daerah memiliki tantangannya masing-masing.

Salah satu tantangan yang dihadapi bahasa daerah adalah sejauh mana bahasa tersebut dapat bertahan dan menghadapi resiko melalui perubahan jaman, bila tidak sanggup bertahan melawan perubahan jaman maka bahasa daerah akan punah .

Dalam konteks perlindungan bahasa yang hampir punah perlu adanya adaptasi bahasa untuk mengatasi perubahan bahasa daerah yang menyebabkan kepunahannya.

“Usaha untuk menghidupkan bahasa tidak akan bisa bila tidak berani menerima zaman dan alam baru serta mengembalikan kebudayaan, bahasa, ketengah-tengah hidup pergaulan baru”. Merupakan sumbang pikir Kihadjar Dewantara yang harus diimplementasikan di era kekinian, tandas Mendikbud.

Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat  Dedi Mizwar  mengatakan bahasa daerah memiliki lima fungsi yaitu, lambang kebanggaan daerah, lambang indentitas daerah, alat perhubungan dalam keluarga dan masyarakat daerah, sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, serta pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang memiliki bahasa daerah terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini. Papua Nugini memiliki 800 Bahasa Daerah dan di Indonesia ada 749 bahasa daerah, tutup Dedi Mizwar.

Kongres Bahasa Daerah Nusantara I di Gedung Merdeka, Bandung akan berlangsung hingga 4 Agustus 2016, diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat bekerja sama dengan Yayasan Kebudayaan Rancage  serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, kata Ida Hernida, Kadisparbud Jawa Barat .

*** Deetje

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.