oleh

Bandung Philharmonic Siap ber “Denyut”

Update, Bandung

Orkestra itu seperti masyarakat , melibatkan banyak orang dengan berbagai tugas untuk mencapai sesuatu yang indah walaupun kadang-kadang diisi dengan pertengkaran, ungkap Airin Efferin pendiri Orkes Simfoni profesional pertama di Bandung yaitu “Bandung Philharmonic”.

Bandung Philharmonic dalam usia balita telah mampu melewati  berbagai rintangan, terutama dari segi pendanaan namun akhirnya “Survive”, kata Airin  yang didampingi Sunaryo, Fauzie Wiradisastra dan Petrina Faustine , saat prescon di Selasar Sunaryo, Jumat (16/9/2016).

Di umur pertamanya, Bandung Philharmonic mampu menorehkan prestasi gemilang berupa penerimaan masyarakat terhadap musik yang dimainkannya. September 2016 adalah momentum penerimaan masyarakat yang sangat membanggakan bagi Bandung Philharmonic; tiga konser dalam satu bulan!

Konser pertama di bulan ini akan Bandung Philharmonic gelar dengan tema “Denyut”. Disertai rasa cinta dan kebanggaan, Bandung Philharmonic mempremierkan karya baru dari Fauzie Wiriadisastra berjudul “Fantasia Sunda” untuk kwartet gesek. Tak cukup sampai di situ, Melalui “Denyut” Bandung Philharmonic akan menyampaikan pesan-pesan magis quintet tiup kayu memainkan karya dari Opera Carmen dan Ibert. Bekerjasama dengan Selasar Sunaryo Art Space, “Denyut” akan digelar pada 18 September 2016 pukul 19.00 di Ampiteater Selasar, dengan Ticket sebesar IDR.50.00  para pecinta musik akan mengalami permainan musik di bawah instalasi kubah bambu oleh seniman Dr. Ing Andry Widyowijatnoko.

Pada tanggal 24 September, Bandung Philharmonic didapuk menampilkan berbagai aransemen lagu Indonesia seperti Cingcangkeling, Es Lilin, Halo-halo Bandung, Melati Suci, dan Indonesia Pusaka untuk menutup acara “Pesta Rakyat; Memerdekakan Citarum” di Gedung Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung. Ibu Fifi Rahardja, pendiri Bank Sampah Bersinar ingin memberikan kepada rakyat kabupaten Bandung pengalaman orkestra live yang biasanya hanya dapat mereka lihat di televisi atau internet. Pengalaman menonton orkestra secara live berbeda sekali dengan lewat layar, dan mungkin merupakan pengalaman pertama kali dalam hidup mereka. Melalui lagu Es Lilin yang akan dikolaborasikan dengan permainan angklung oleh Putu Sandra Kusuma, Panitia Pesta Rakyat dan Bandung Philharmonic sepakat menunjukkan bahwa seni lokal pun dapat diakulturasikan bahkan memperkaya seni dari Eropa barat.

Keesokan harinya pada tanggal 25 September pukul 18.30 WIB, Bandung Philharmonic didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation menggelar konser “Destiny” di Teater Tertutup Dago Tea House. Robert Nordling selaku direktur musik akan memimpin konser dengan program “Overture Don Giovanni” karya Mozart; “Prelude Sang Satir di Siang Hari” karya Debussy; “Negara Krtagama” karya baru dari Singgih Sanjaya; dan “Simfoni no.8” karya Antonin Dvorak.

*** Deetje

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.