Jurnal7, Bandung
Citarum Harum akan ditangani dengan penanganan secara ecosistem yang merupakan sebuah mata rantai. baik itu mata rantai makanan dan mata rantai kehidupan harus dipulihkan kembali, ungkap Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, pada acara Silaturahmi dengan Para Budayawan Kota Bandung, Jumat (13/4/2018), bertempat di Makodam III/Siliwangi.
Mengembalikan Citarum Harum tidak perlu waktu tujuh tahun tapi dalam dua tahun akan bisa diatasi, dengan berlandaskan pada Kepres 19/2018 sebagai landasan payung hukumnya, dimana Gubernur telah ditunjuk sebagai Komandan Satgas, Pangdam selaku penyelenggara ekosistem, Kapolda/Kejati sebagai penegakan hukum.
Ecosistem penyelamatan Citarum Harum harus dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh, termasuk juga melibatkan peran serta para seniman dan budayawan.
Para seniman dan budayawan dapat berkontribusi memberikan edukasi kepada generasi muda, terutama anak-anak usia dini tentang kecintaan terhadap alam dan lingkungan, kata Besar.
Jika ekosistem ada yang terganggu , akan mengakibatkan berbagai bencana seperti yang sekarang terjadi di Citarum.
Besar menandaskan, peran seniman dalam berkontribusi untuk penyelematan Citarum Harum, diantaranya ikut membantu menata lingkungan menjadi lingkungan yang indah, sehat serta sebagai lingkungan yang dapat memberikan tempat untuk berkumpulnya masyarakat, serta bertemunya masyarakat dalam melakukan komunikasi sosial.
Pangdam , merasa optimis Citarum Harum akan terwujud dalam dua tahun kedepan, “saya optimis karena dalam dua atau tiga bulan kedepan saja masalah sampah sudah teratasi, sampah permukaan sudah terangkat mencapai 90% di induk sungai maupun anak sungai, cucu sungai sampai cicit sungai”, katanya.
Peran serta masyarakat makin terbuka, dengan meningkatknya kesadaran untuk membongkar bangunan-bangunan liar disepanjang sepadan sungai dengan ihlas.
Melalui ekosistem, sampah tidak keluar dari halaman rumah tapi diolah menjadi nilai yang bermanfaat melalui pemberdayaan Karang Kitri.
Pemberdayaan Karang Kitri akan memberikan karakter kepada anak-anak Bangsa , tentang hidup tertib dan lingkungan yang sehat, pungkas Besar.
Hadir dalam acara tersebut Tisna Sanjaya, Aat Suratin, Roby Sunda Wani, dan Budi Dalton serta sejumlah budayawan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Tisna Sanjaya mengapreasi pertemuan bersama Pangdam III/Siliwangi yang dinilainya dapat memberi inspirasi untuk para seniman punya daya karsa terhadap lingkungan.
“Sungai adalah jiwa dan merupakan tubuh kita”, papar Tisna yang akan berkontribusi mewujudkan simbol kebesaran Jawa Barat berupa “Maung Siliwangi”, yang nantinya akan terpampang di belakang dinding BEC ( Bandung elektronik centre).
Simbol atau icon Jawa Barat tersebut akan diwujudkan dalam waktu 9bulan,9hari9jam atau bahkan bisa lebih cepat dalam waktu 99hari9jam9detik, tandas Tisna.
Deetje**
Komentar