Jurnal7.com|Bandung – Menyoal Bandara Husein Sastranegara Bandung, yang rencananya akan diaktifkan kembali ditanggapi Budijanto Ardiansjah Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) Jawa Barat saat Musda XII/2025 di Hotel Aryaduta, Jumat (14/2/2025).
Menurutnya keinginan masyarakat mendorong pemerintah untuk membuka rute penerbangan dari dan menuju Bandara Husein Sastranegera Bandung yang ditutup sejak akhir tahun 2023 silam.
Harapan masyarakat agar bandara yang kini hanya melayani perjalanan Bandung-Pangandaran bisa mendapat rute seperti dahulu lagi.
Budijanto mengatakan dampak penutupan rute sudah dirasakan oleh pelaku ekonomi di Kota Bandung dan sekitarnya seperti Pasar Baru yang kini sepi pelanggan yang berasal dari Malaysia dan Singapura.
“Pasca bandara Husein Sastranegara ditutup kunjungan wisata di Bandung mengalami penurunan terutama dari negera-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Ini menunjukan pentingnya direct flight (penerbangan langsung-red) dari suatu negera atau kota ke negera atau kota lain pengaruhnya cukup besar karena jika transit jatah kita sudah diambil oleh kota transit tersebut.
Menurutnya Whoosh bukan solusi untuk menunjang jumlah wisatawan ke Bandung.
Sebab, Budi menilai keberadaan bandara serta pelabuhan merupakan kewajiban yang seharusnya dimiliki ibu kota provinsi dan Kota Bandung kini tidak memiliki keduanya.
“Whoosh bisa menjadi solusi tapi tidak cukup untuk medatangkan wisatawan.
Ia pun mendukung langkah dari bebagai pihak agar Bandara pangkalan angkatan udara itu dapat dioperasikan penuh kembali.
“Keinginan untuk menghidupkan kembali Bandara Husein Sastranegara oleh Wali Kota Bandung terpilih tentu saja merupakan angin segar yang dihrapkan bisa menggerakan kembali roda perokonomian terutama sektor perhubungan dan pariwisata kita sambut baik”.
Budi menegaskan keberadaan Bandara Kertajati juga harus difungsikan sesuai kapasitasnya.
Di Kertajati diharapkan dapat melayani penerbangan Internasional sedangkan Husein Sastranegara difungsikan bagi penerbangan domestik dan Internasional (negara-negara Asean) seperti sebelumnya, pungkas Budi.
Komentar