oleh

Program Satu Juta Rumah harus tercapai melalui berbagai sinergi

Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Eko D Heripoerwanto , megatakan   rumah subsidi dari tahun ke tahun diatur harganya berbeda -beda, menjadi makin tinggi dan makin tinggi.

Sisa stock tahun 2017 yang belum “akad kredit” tidak bisa dijual dengan harga Tahun 2018, harus tetap dengan harga 2017, Kementerian PUPR konsekwen dengan hal tersebut, ungkapnya.

Jawa Barat merupakan daerah tertinggi penyaluran bantuan pembiayaan perumahan ungkapnya  dalam Rapat Koordinasi Pemetaan Rencana Pembangunan Rumah Bersubsidi Tahun 2018 dan 2019 di Provinsi Jawa Barat di Hotel Aryaduta,  Senin (12/3/2018)

Rakor ini digelar dalam rangka sinergitas pelaksanaan Program Satu Juta Rumah khususnya melalui Bantuan Pembiayaan Perumahan TA. 2018 dan TA. 2019.

Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi tersebut.

Provinsi Jawa Barat sebagai salahsatu Iokasi dari 10 provinsi dengan realisasi penyaluran bantuan pembiayaan perumahan terbesar tahun 2017.

Realisasi penyaluran bantuan pembiayaan perumahan di Provinsi Jawa Barat sebanyak 59.628 unit, dengan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar 3.381 unit dan program SSB 16.706 unit.

Untuk penyelenggaraan Rapat Koordinasi lainnya akan dilaksanakan di Provinsi Riau, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Sumatera Selatan. Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat.

Rapat Koordinasi ini bertujuan agar Kementrian PUPR melalui Ditjen Pembiayaan Perumahan dapat  mensosialisasikan kebijakan pembiayaan perumahan 2015-2019 dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah.

Rakor ini untuk mensinergikan kebijakan pembiayaan perumahan dengan Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengembang, Perbankan  dan  mendapatkan data primer rencana pembangunan rumah subsidi Tahun 2018 dan Tahun 2019 sebagai data dan informasi dalam strategi percepatan pelaksanaan Program Satu Juta Rumah.

Hadir dalam Rapat koordinasi i, Asosiasi Pengembang, Pengembang (developer), Perbankan (Bank Umum/Syariah/BPD) dan Lembaga lainnya. serta jajaran pejabat di lingkungan Kementerian PUPR.

Frans dari Bank Artagraha, dalam kesempatan tersebut mengatakan “punya rumah sendiri  itu penting”, membuat hidup lebih tenang, tidak hawatir lagi membayar kontrakan.

Bank Artagraha berupaya membantu masyarakat mewujudkan impian masyarakat untuk punya rumah sendiri dan ruamah subsidi layak untuk keluarga baru.

Capaian Artagraha dalam 3 tahun untuk membantu Program Pemerintah  ini sudah meraup  Rp.1 T untuk 8000 ( delapan ribu) konsumen, dan di Tahun 2018 target Artgraha Bank Swasta yang ditunjuk Pemerintah adalam 10.000 ( sepuluh ribu) konsumen.

Artagraha terus berupaya memberikan bantuan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah dengan cara KPR yang bunganya murah, pungkas Frans.

Deetje***

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.